Laporan observasi P3K
“LAPORAN PENGEMBANGAN
PROGRAM PENGAJAR KIMIA”
MAN 2 MODEL PALU
Disusun oleh:
KELOMPOK 5
ANDI VIRA MAGHFIRA
MURNI CAHYANI
NURUL BADRIYAH
SRI YULIANA
|
A 251 15 049
A 251 15 005
A 251 15 009
A 251 15 087
|
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN
ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2017
LAPORAN
OBSERVASI PENGEMBANGAN PROGRAM PENGAJAR KIMIA DI SEKOLAH MAN 2 MODEL PALU
Kesimpulan
Hasil Wawancara :
Berdasarkan
wawancara yang telah kami lakukan pada salah satu guru kimia di MAN 2 Model
Palu khususnya pada kelas XI bahwa materi yang dianggap sulit oleh siswa yaitu
kelarutan dan hasil kali kelarutan. Adanya kesulitan pada siswa dalam memahami
konsep materi hasil kali kelarutan dikarenakan siswa malas untuk membaca, dan
di dalam materi ini juga membahas perhitungan yang menyebabkan kurangnya minat
belajar pada siswa. Metode pembelajaran
yang digunakan oleh guru yaitu dengan menggunakan motode ceramah, guru juga
membuat kelompok-kelompok kecil secara heterogen untuk mengerjakan soal-soal
latihan agar siswa dapat saling membantu. Dalam proses belajar mengajar, guru
tidak menggunakan media infocus hal ini di minta oleh siswa itu sendiri di
karenakan konsentrasi siswa yang terpecah antara guru dan infocus. Fasilitas
yang hanya guru gunakan yaitu berupa buku LKS dan buku perpustakaan.
II.
ANALISIS
MATERI
Sub
Pokok Materi
a) Kelarutan
b) Tetapan
hasil kali kelarutan
c) Hubungan
kelarutan dan tetapan hasil kali kelarutan
d) Pengaruh
ion senama terhadap kelarutan
e) Pengaruh
pH terhadap kelarutan
f) Reaksi
pengendapan
MATERI
a)
KELARUTAN
DAN HASIL KELARUTAN
1.
Kelarutan
Elektrolit berupa zat padat seperti garam atau
basa jika kita larutkan dalam air, akan terjadi dua kemungkinan yaitu mudah
larut dan sukar larut.
1
sendok makan garam dapur dalam 100 ml air kemudian diaduk Larutan
NaCl Proses pelarutan garam dapur dalam
air
Pada
proses pelarutan garam dapur (NaCl) akan terjadi larutan garam yang homogen.
Jika garam ditambah lagi sampai batas maksimal kelarutan garam akan terjadi
larutan pekat yang disebut dengan larutan jenuh. Jika ditambah lagi garam
hingga sudah tidak dapat larut dan timbul endapan, larutan ini disebut lewat
jenuh. Pada keadaan jenuh dan timbul endapan terjadi kesetimbangan senyawa NaCl
sebagai berikut :
NaCl
(s) Na+(aq)
+ Cl-(aq)
Garam dapur merupakan elektrolit yang mudah
larut, sehingga pada larutan jenuhnya mempunyai molaritas yang tinggi.
Sementara itu, garam-garam elektrolit yang sukar larut dalam air mempunyai
molaritas yang rendah, misalnya CaCO3, AgCl, Ag2CrO4,
dan CaF2.
Kelarutan
adalah jumlah zat yang akan melarut pada volume tertentu pelarut pada
temperatur tertentu. Jumlah maksimal zat pelarut yang membentuk suatu larutan
jenuh dengan pelarutnya dengan suhu tertentu mempunyai satuan mol/liter.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan antara lain jenis zat terlarut, jenis
zat pelarut, dan temperatur.
Untuk memberikan defenisi mengenai
kelarutan maka dibedakan atas zat-zat yang mudah larut dan zat-zat yang sukar
larut sebagai berikut.
a.
Zat yang mudah larut
dalam air.
Kelarutan
adalah banyaknya gram zat terlarut dalam 100 ml air pada temperatur 25oC
dan tekanan 1 atm untuk membentuk larutan.
b.
Zat yang sukar larut
dalam air.
Kelarutan
adalah banyaknya mol zat terlarut dalam 1 liter air pada temperatur 25oC
dan tekanan 1 atm untuk membentukan larutan jenuh.
2. Hasil Kali Kelarutan
Hasil
kali kelarutan (Ksp) adalah
hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar larut
dalam air pada temperatur tertentu setelah masing-masing konsentasi
dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan ionisasinya. Hasil kali
kelarutan menggambarkan batas kelarutan senyawa pada suhu tertentu. Persamaan Ksp
dalam suatu larutan jenuh dapat dirumuskan berikut:
AxBy (s) x Ay+(aq)
+ y Bx- (aq)
Ksp
= [Ay+]x [Bx-]y
3.
Hubungan
Kelarutan (s) dan Tetapan Hasil Kali
Larutan (Ksp)
Kelarutan adalah
kemampuan suatu zat kimia tertentu, kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum
zat terlarut yang larut dalam jumlah maksimum zat terlarut yang larut dalam
suatu pelarut dalam kesetimbangan.
Hasil kali kelarutan
adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan jenuh garam yang sukar dalan
air, setelah masing-masing konsentrasi dipangkatkan dengan koefisien menurut
persamaan ionisasinya.
Hasil kali kelarutan
(Ksp) adalah nilai tetapan kesetimbangan garam atau basa yang sukar larut dalam
larutan jenuh.
kesetimbangan
yang terjadi dalam larutan jenuh Ag2CRO4.
Ag2CRO4
(s) 2Ag+(aq) + CrO42- (aq)
Konsentrasi
kesetimbangan ion Ag+ dan ion CrO42- dalam larutan jenuh dapat dikaitkan dengan
kelarutan Ag2CrO4, yaitu sesuai dengan stoikiometri
reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan Ag2CrO4
dinyatakan dengan s, maka
konsentrasi ion Ag+ dalam larutan itu sama dengan 2s dan konsentrasi ion CrO42-
sama dengan s.
Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42-
(aq)
s 2s
s
Dengan demikian, nilai
tetapan kali kelarutan (Ksp) Ag2CrO4 dapat
dikaitkan dengan nilai kelarutannya (s)
sebagai berikut.
Ksp = [Ag+]2 [CrO42-]
= (2s)2
(s) = 4s3
Secara umum, hubungan
antara kelarutan (s) dengan tetapan
hasil kali kelarutan (Ksp) untuk elektrolit AxBy
dapat dinyatakan sebagai berikut.
AxBy(s) xAy+
(aq) + yBx- (aq)
S xs
ys
Ksp = [Ay+]x [Bx-]y
= (xs)x
(ys)y = x x
y y s (x+y
Analisis
Materi
Berdasarkan dari pokok
materi diatas maka dapat disimpulkan bahwa dalam materi kelarutan ini
menyangkut tentang konsep. Kelarutan adalah jumlah zat yang akan melarut pada
volume tertentu pelarut pada temperatur tertentu. Dalam kelarutan ini tidak
semua pelarut dapat larut karena terdapat faktor penentu kelarutan yaitu zat
pelarut harus memiliki sifat yang sama dengat zat yang ingin dilarutkan ( polar
& polar atau non polar & non polar ) dan selain itu temperatur juga
merupakan faktor penentu kelarutan dimana semakin tinggi temperatur maka
pelarut dapat larut dan sebaliknya jika temperatur rendah maka pelarut tidak
dapat larut. Zat-zat dalam kelarutan
terbagi menjadi 2 yaitu zat yang dapat larut dalam air dan zat yang sukar larut
dalam air. Misalnya garam yang dilarutkan dalam air sehingga menghasilkan garam
tersebut dapat larut. Dimana semakin sedikit zat pelarut yang digunakan maka
semakin mudah larut dan sebaliknya semakin banyak zat pelarut yang digunakan
maka semakin sukar larut dan membentuk larutan jenuh. Jika zat terlarut
melebihi dari pelarutnya maka akan terjadi pengendapan yang disebut sebagai
larutan lewat jenuh.
Rumus dari kelarutan yaitu sebagai
berikut :
keterangan
:
s
= s =
kelarutan (mol/L)
n
= jumlah mol ( mol)
v
= volume ( L)
Contoh soal :
Sebanyak
4,35 mg Ag2CrO4 dapat larut dalam 100 ml air. Nyatakan
kelarutan Ag2CrO4 tersebut dalam mol L-1. (Ar
O=16; Cr = 52; Ag = 108 )
Penyelesaian
:
Kelarutan
= molaritas larutan jenuh; s = . jadi, yang harus dilakukan adalah menentukan
jumlah mol zat terlarut, kemudian menetukan kelarutan dengan rumus tersebut.
Jumlah
mol Ag2CrO4 = = 1,31 x 10-5 mol
s = =
=
1,31 x 10-4 mol L-1
Langkah-langkah
yang dilakukan untuk menyelesaikan perhitungan:
·
mengidentifikasi yang
diketahui didalam soal.
Dik : massa Ag2CrO4
= 4,35 mg
Volume air = 100 ml
Ar O=16; Cr = 52; Ag = 108
·
Tujuan yang ingin diselesaikan
Kelarutan Ag2CrO4
=..............?
Jumlah mol Ag2CrO4
= = 1,31 x 10-5 mol
s = =
=
1,31 x 10-4 mol L-1
Berdasarkan dari pokok
materi diatas maka dapat disimpulkan bahwa didalam materi hasil kali kelarutan
ini menyangkut tentang konsep, perhitungan dan reaksi. Didalam materi ini
sangat diperlukan pemahaman dan ketelitian dalam berhitung dan menyetarakan
reaksi. Hasil kali kelarutan (Ksp) adalah hasil kali konsentrasi ion-ion dari larutan
jenuh garam yang sukar larut dalam air pada temperatur tertentu setelah
masing-masing konsentasi dipangkatkan dengan koefisien menurut persamaan
ionisasinya. Sebelum menyelesaikan perhitungannya diperlukan terlebih dahulu
untuk menyetarakan reaksi tersebut. Dalam menyetarakan reaksi terdapat hukum
kekekalan massa yang dikemukakan oleh Antoine Laurent Lavoisier ( 1743-1794 )
yang berbunyi “ dalam suatu reaksi, massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
sama”, dengan kata lain massa tidak dapat diciptakan dan tidak dapat
dimusnahkan. Artinya selama reaksi terjadi tidak ada atom-atom pereaksi dan
hasil reaksi yang hilang.
Rumus hasil kali kelarutan :
AxBy
(s) x Ay+(aq)
+ y Bx- (aq)
Ksp
= [Ay+]x [Bx-]y
Contoh
soal :
Sebanyak
100 ml larutan jenuh magnesium fluorida (MgF2) pada 18oC
diuapkan dan diperolah 7,6 mg MgF2 padat. Berapakah Ksp MgF2 pada
18oC ? (Ar Mg = 24; F= 19 )
Penyelesaian
:
Jumlah
Mol MgF2 = mol = 1,22 x 10-4 mol
s = = 0,0012 mol L-1
MgF2
(s)
Mg2+(aq)
+ 2F- (aq)
Ksp
MgF2 = [Mg2+][ F-]2
= s (2s)2
= 4s3
= 4 ( 0,0012)3
= 6,9 x 10-9
Langkah-langkah
yang dilakukan untuk menyelesaikan perhitungan:
·
mengidentifikasi yang
diketahui didalam soal.
Dik : massa MgF2 =
7,6 mg
Volume MgF2 = 100
ml
T =
18oC
Ar Mg = 24; F= 19
·
Tujuan yang ingin
diselesaikan
Ksp MgF2=......?
·
Menentukan jumlah mol
yang diketahui
Jumlah Mol MgF2 = mol = 1,22 x 10-4 mol
·
Menghitung nilai kelarutan
s = = 0,0012 mol L-1
·
Menuliskan reaksi
penguraian serta menyetarakan reaksinya
MgF2
(s) Mg2+(aq)
+ 2F- (aq)
·
Menghitung nilai hasil
kali kelarutan ( Ksp)
Ksp MgF2 = [Mg2+][
F-]2
= s (2s)2
= 4s3
= 4 ( 0,0012)3
= 6,9 x 10-9
Hubungan kelarutan dengan tetapan
hasil kelarutan diturunkan dari persamaan kesetimbangan. Jadi yang harus
dilakukan yaitu (1) Menuliskan persamaan reaksi kesetimbangan kelarutan, (2)
Menentukan hubungan konsentrasi ion-ion dengan kelarutan berdasarkan koefisien
reaksi, (3) Menentukan hubungan Ksp dengan kelarutan (s) berdasarkan persamaan
terhadap hasil kali kelarutan
“Besarnya nilai Ksp
suatu zat bersifat tetap pada suhu yang tetap“
Hubungan antara
kelarutan (s) dengan tetapan hasil
kali kelarutan (Ksp) untuk elektrolit AxBy
dapat dinyatakan sebagai berikut.
AxBy(s) xAy+
(aq) + yBx- (aq)
S xs
ys
Ksp = [Ay+]x [Bx-]y
= (xs)x
(ys)y = x x
y y s (x+y)
Dimana, s dan Ksp sama-sama
dihitung pada larutan jenuh, maka antara s dan Ksp ada hubungan yang sangat
erat. Jadi, nilai Ksp ada keterkaitannya dengan nilai s.
Dari reakasi diatas, siswa
dapat mengaitkan suatu nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) Ag2CrO4
dengan nilai kelarutannya (s) seperti
pada contoh berikut:
Ag2CrO4(s) 2Ag+(aq) + CrO42-
(aq)
s 2s
s
Yang
mana, Konsentrasi kesetimbangan ion Ag+ dan ion CrO42-
dalam larutan jenuh dapat
dikaitkan dengan kelarutan Ag2CrO4, yaitu sesuai dengan
stoikiometri reaksi (perbandingan koefisien reaksinya). Jika kelarutan Ag2CrO4
dinyatakan dengan s, maka
konsentrasi ion Ag+ dalam larutan itu sama dengan 2s dan konsentrasi ion CrO42-
sama dengan s.
Dengan demikian, nilai tetapan kali
kelarutan (Ksp) Ag2CrO4 dapat dikaitkan dengan
nilai kelarutannya (s) sebagai
berikut.
Ksp = [Ag+]2
[CrO42-]
=
(2s)2 (s)
= 4s3
Jika kelarutan (s) yang ingin
diselesaikan maka persamaan akan menjadi sebaagai berikut :
s =
atau
s3 =
s =
Contoh soal :
Diketahui Ksp BaCO3 =
8,1 x 109, tentukan kelarutan dari BaCO3 !
Penyelesaian :
Larutan jenuh BaCO3
mempunyai kesetimbangan sebagai berikut :
BaCO3(s) Ba2+(aq)
+ CO32-(aq)
s s s
Ksp
= [Ba2+] [Co32-]
= s.s
= s2
s =
=
= 9.10-5 mol/liter
Dalam
penyelesaian soal siswa dapat menggunakan langkah-langkah berikut :
1. Mengidentifikasi
yang diketahui dalam soal
Dik:
Ksp BaCO3 = 8,1 x 109
2. Tujuan
yang ingin diselesaikan.
menentukan kelarutan
dari BaCO3
3. Menuliskan
reaksi penguraian BaCO3
BaCO3(s) Ba2+(aq)
+ CO32-(aq)
s s s
4. Menetukan
hasil kali kelarutan dengan persamaan hasil kali kelarutan berdasarkan reaksi
diatas!
Ksp
= [Ba2+] [Co32-]
= s.s
= s2
5. Menghitung
Kelarutan dengan mengakarkan nilai hasil kali kelarutan.
s =
=
= 9.10-5 mol/liter
B.
MATERI
PENGARUH ION SENAMA TERHADAP KELARUTAN
Ion Senama adalah ion
yang sejenis dengan ion-ion yang ada dalam sistem kesetimbangan. Dalam larutan
Ag2CrO4 terdapat kesetimbangan antara Ag2CrO4
padat dengan ion Ag+ dan ion CrO42-
Ag2CrO4(s)
2Ag+ (aq) + CrO42-(aq)
Apa
yang terjadi jika ke dalam larutan jenuh tersebut ditambahkan larutan AgNO3
atau larutan K2CrO4? Penambahan larutan AgNO3
atau K2CrO4 akan memperbesar konsentrasiion Ag+
atau ion CrO42- dalam larutan.
AgNO3
(aq) Ag+ (aq) +
NO3- (aq)
K2CrO4
(aq) 2K+ (aq) +
CrO4-(aq)
Sesuai asas Le
Chatelier tentang pergeseran kesetimbangan, penambahan konsentrasi ion Ag+
atau ion CrO42- akan menggeser kesetimbangan kekiri.
Akibatnya jumlah Ag2CrO4 yang larut menjadi berkurang.
Jadi dapat disimpulkan bahwa ion senama memperkecil kelarutan (keenan,1992)
Analisis
materi
Berdasarkan
materi diatas dapat disimpulkan bahwa materi ini sangat dibutuhkan pemahaman
awal yaitu tentang konsep kelarutan itu sendiri dimana siswa dapat menentukan
konsentrasi dari suatu larutan yang diketahui. Materi ini juga berhubungan erat
dengan ketetapan hasil kali kelarutan, dimana persamaan ketetapan hasil kali
kelautan juga digunakan dalam materi ion senama maka penting bagi siswa untuk
memahami cara menggunakaan persamaan hasil kali kelarutan berdasarkan reaksi
yang ada. Sehingga materi ini berhubungan erat dengan materi sebelumnya yaitu materi hubungan antara kelarutan (s) dan
ketetapan hasil kali kelarutan (Ksp), dengan hubungan tersebut dapat
digunakan dalam menentukan konsentrasi larutan ion senama.
Materi ini
menggambungkan antara perhitungan dan konsep. Selain konsep kelarutan, penting
bagi siswa untuk memahami seperti apa ion senama tersebut dan hubungannya terhadap kesetimbangan.
Ion senama adalah ion yang sejenis dengan ion-ion yang ada dalam sistem
kesetimbangan seperti AgCl dan AgNO3 yang memiliki ion sejenis yaitu
ion Ag+. Ciri-ciri dari ion senama adalah memiliki ion
sejenis atau sama dalam suatu reaksi kesetimbangan. Berdasarkan hal tersebut
siswa dapat memahami cara menentukan kelarutan dari ion senama dengan metode
perhitungan ketetapan hasil kali kelarutan serta siswa dapat mengetahui
dan membedakan bentuk-bentuk dari ion
senama.
Kelarutan ion senama
dapat ditentukan dengan membuat reaksi dari suatu senyawa menjadi ion-ionnya
kemudian dengan berlandaskan azas le Chatelier yaitu “Jika terhadap suatu sistem
kesetimbangan dilakukan suatu tindakan (aksi), sistem kesetimbangan tersebut
akan mengalami perubahan (pergeseran) yang cenderung untuk mengurangi pengaruh
aksi tersebut”
Contohnya:
Reaksi
: NaCl (s) Na+
(aq) + Cl- (aq)
“Dengan penambahan AgCl berarti
konsentrasi Cl- menjadi bertambah besar.
Reaksi
: AgCl Ag+ (aq) + Cl-
(aq)
Berdasarkan asaz Le
Chatelier, dengan penambahan konsentrasi Cl- akan menggeser
kesetimbangan ke kiri yaitu kearah NaCl. Akibat pergeseran ini, jumlah NaCl
yang larut semakin berkurang. Dengan demikian, pada penambahan ion senama akan
memperkecil kelarutan.
Contoh
soal :
Kelarutan Ag2CrO4 dalam air adalah 10–4 M. Hitunglah kelarutan Ag2CrO4 dalam
larutan K2CrO4 0,01 M!
Jawab:
Dalam menentukan kelarutan Ag2CrO4 dalam
larutan K2CrO4 dapat
dilakukan dengan cara yaitu
·
Pertama mengidentifikasi yang diketahui dalam soal!
Dik : [K2CrO4] = 0,01 M
Ag2CrO4 dalam
air = 10–4M
·
Kedua menentukan tujuan yang ingin diselesaikan!
Menghitung kelarutan Ag2CrO4 dalam
larutan K2CrO4
·
Ketiga membuat reaksi penguraian Ag2CrO4
Ag2CrO4 2 Ag+ +
CrO42–`
S 2s
s
·
Keempat Membuat persamaan Ksp berdasarkan reaksi dan
memasukkan nilai kelarutan Ag2CrO4 dalam air adalah 10–4!
Ksp Ag2CrO4
= 4 s3
= 4(10–4)3
= 4 × 10–12
·
Kelima menetukan kelarutan Ag+ dengan
memasukkan nilai kelarutan K2CrO4 10–2 M!
Ksp Ag2CrO4
= [Ag+]2 [CrO42–]
4 × 10–12 = [Ag+]2
× 10–2
[Ag+]
= 2 × 10–5 M
·
Keenam berdasarkan reaksi untuk menentukan kelarutan Ag2CrO4 dalam larutan K2CrO4 dengan
perbandingan koefisien reaksi di kalikan banyaknya kelarutan ion Ag+!
Ag2CrO4 2 Ag+ +
CrO42–`
Kelarutan Ag2CrO4
= × 2 × 10–5 = 10–5 M
Jadi, kelarutan Ag2CrO4
dalam larutan K2CrO4 adalah 10–5 M.
Berdasarkan perhitungan diatas
menjelaskan bahwa sesuai asaz Le chatelier tentang pergeseran kesetimbangan,
penambahan konsentrasi ion Ag+ atau ion CrO42- akan menggeser kesetimbangan
kekiri. Akibatnya jumlah Ag2CrO4 yang larut menjadi berkurang . jadi dapat
disimpulkan bahwa ion senama memperkecil kelarutan.
Penambahan
zat yang mengandung ion sejenis (senama maka akan menyebabkan kelarutan zat
mengalami penurunan (berkurang) dari kelarutan sebelumnya sehingga akan semakin
banyak zat yang mengendap. Hal ini sesuai dengan konsep kesetimbangan bahwa
jika konsentrasi zat ditingkatkan maka kesetimbangan akan bergeser dari zat
yang ditambahi konsentrasinya.
Penerapan ion senama
dalam kehidupan, dapat dilihat dalam pembentukan stalaktit dan stalakmit,
pembentukan kerang mutiara dan juga pemisahan logam dengan sulfide. Pada
pembentukan pilar stalaktit dan stalagmite terjadi ketika air mengandung
kalsium karbonat menguap secara berulang-ulang. Dengan kata lain, jumlah CaCO3
berkurang. Menurut prinsip Le Chatelier, jika konsentarsi zat berkurang, reaksi
akan bergeser kearah zat yang berkurang tersebut. Jadi reaksi akan bergeser ke
kiri (pembentukan CaCO3).
Guru diharapkan mampu
memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang materi pengaruh ion senama
terhadap kelarutan dengan menghubungkan pada materi sebelumnya dengan berbagai konsep kimia yang telah dipelajari.
Sehingga siswa dapat memahami, secara sistematik konsep dan persamaan yang
diberikan dalam materi ini. Kemudian penting
bagi siswa memahami materi sebelumnya dan menghubungkan kembali dengan materi
ion senama. Sehingga terjadi proses berpikir
sistematik pada peserta didik untuk menyelesaikan
masalah atau soal yang akan diberikan dimulai dari pengetahuan yang diberikan dengan menghubungkan konsep satu dengan konsep yang
lain. Kemudian peserta didik akan mulai memahami materi
tersebut dengan mengkonstruk
pemikiran dengan konsep yang ada serta siswa mengetahui
pengaplikasian dari materi ini. selanjutnya
peserta didik akan mulai menganalisis materi tersebut dan menegevaluasi serta
kreasi materi, sesuai yang diharapkan
dalam ranah kognitif dalam taksonomi bloom.
C. PENGARUH PH TERHADAP KELARUTAN
Tingkat keasaman larutan
(pH) dapat mempengaruhi kelarutan dari berbagai janis zat. Suatu basa umumnya
lebih larut dalam larutan yang bersifat asam dan sebaliknya lebih sukar larut
dalam larutan yang bersifat basa. Garam-garam yang berasal dari asam lemah akan
lebih mudah larut dalam larutan yang bersifat asam kuat. Ada dua pengaruh pH tehadap kelarutan yaitu:
1.
Pengaruh
pH Terhadap Kelarutan Garam Sukar Larut.
a. Pengaruh pH terhadap kelarutan garam yang anionnya berasal dari asam
lemah. Kalsium
karbonat (CaCO3) merupakan salah satu contoh garam sukar larut dalam
air. Padatan garam ini jika dilarutkan dalam air akan larut dan terdisosiasi
(terurai) menjadi ion Ca2+ dan CO32- .
Dalam larutan jenuhnya, ion-ion tersebut akan mengalami
kesetimbangan dengan CaCO3 padat, dengan persamaan reaksi:
CaCO3(s) ⇄ Ca2+(aq) +
CO32-(aq)
b. Pengaruh pH terhadap
kelarutan garam yang anionnya berasal dari asam kuat
Perak klorida (AgCl) merupakan salah
satu contoh garam sukar larut dalam air. Padatan garam ini jika dilarutkan
dalam air akan larut dan terdisosiasi (terurai) menjadi ion Ag+ dan
Cl-. Dalam larutan jenuhnya, ion-ion tersebut akan mengalami
kesetimbangan dengan AgCl padat. Persamaan reaksi kesetimbangan yang terjadi
sebagai berikut.
AgCl(s) ⇄ Ag+(aq) + Cl-(aq)
2. Pengaruh pH Terhadap
Kelarutan Basa Sukar Larut
Salah satu contoh basa sukar larut
adalah magnesium hidroksida (Mg(OH)2). Padatan ini jika dilarutkan
ke dalam air akan larut dan terdisosiasi (terurai) menjadi ion Mg2+ dan
ion OH-. Dalam larutan jenuhnya, ion-ion tersebut akan mengalami
kesetimbangan dengan Mg(OH)2 padat. Persamaan reaksi
kesetimbangan yang terjadi dituliskan sebagai berikut.
Mg(OH)2(s) ⇄ Mg2+(aq) +
2OH-(aq)
Analisi materi :
Berdasarkan
hasil analisis materi dapat
disimpulkan bahwa pengaruh pH terhadap
kelarutan terdapat beberapa konsep yaitu pH dan kelarutan. pH merupakan derajat
keasaman suatu larutan yang berkisar antara 1-14. Jika pH=7 berarti larutan
dikatakan netral, jika pH < 7 berarti larutan bersifat asam, dan jika pH
> 7 larutan bersifat basa sedangkan kelarutan telah dijelaskan pada materi
sebelumya. Materi di atas berkaitan dengan konsep sebelumnya yaitu pengaruh ion
senama.Sesuai dengan efek ion senama, suatu basa akan lebih sukar larut dalam
larutan yang bersifat basa daripada dalam larutan netral.
Dari
materi diatas tentang pengaruh pH terhadap kelarutan garam yang anionnya berasal dari asam lemah misalnya kalsium karbonat (CaCO3) jika Padatan
garam ini dilarutkan dalam air akan larut dan terdisosiasi (terurai) menjadi
ion Ca2+ dan CO32- . Dalam larutan
jenuhnya, ion-ion tersebut akan mengalami kesetimbangan
dengan CaCO3 padat, sebagaimana reaksi berikut.
CaCO3(s) ⇄ Ca2+(aq) +
CO32-(aq)
Jika padatan
CaCO3 ditambahkan larutan asam kuat (pH diturunkan), maka ion CO32- (anion
yang berasal dari asam lemah, H2CO3) akan bereaksi dengan
ion H+ yang berasal dari larutan asam kuat tersebut. Maka persamaan reaksi menjadi:
CO32-(aq)
+ H+(aq) ⇄ HCO3-(aq)
Persamaan
reaksi di atas menjelaskan reaksi antara CO32-
yang direaksikan dengan H+ sehingga menghailkan Ion HCO3-, kemudian ion HCO3-bereaksi kembali dengan
ion H+ dari larutan asam kuat membentuk H2CO3,
yang akan segera terurai menjadi H2O dan gas CO2. Dari penguraian reaksi tersebut maka persamaan reaksi menjadi:
HCO3-(aq)
+ H+(aq) → H2CO3(aq) → H2O(l)
+ CO2(g)
Dari ketiga persamaan reaksi di
atas, tampak bahwa ion CO32- yang dihasilkan dari
persamaan reaksi 1 bereaksi dengan ion H+. Karena reaksinya dengan
ion H+ mengakibatkan konsentrasi ion CO32- semakin
berkurang. Untuk mengatasi hal ini, terjadilah pergeseran kesetimbangan pada
persamaan reaksi 1 ke kanan agar ion CO32- meningkat.
Akibat arah pergeseran tersebut, kelarutan CaCO3 akan semakin
besar. Dengan demikian, semua garam yang anionnya berasal dari asam lemah akan
lebih mudah larut dalam larutan asam dibandingkan dalam larutan basa dan
air.
Pengaruh
pH terhadap kelarutan garam yang anionnya berasal dari asam kuat. (AgCl) merupakan salah satu contoh garam sukar larut dalam air. Padatan garam ini
jika dilarutkan dalam air akan larut dan terdisosiasi (terurai) menjadi ion Ag+ dan
Cl-. Dalam larutan jenuhnya, ion-ion tersebut akan mengalami
kesetimbangan dengan AgCl padat. Persamaan reaksi kesetimbangan yang terjadi
sebagai berikut.
AgCl(s) ⇄ Ag+(aq) + Cl-(aq)
Dari
persamaan reaksi di atas jika ditambahkan larutan asam kuat, maka
ion Cl- (anion yang berasal dari asam kuat, HCl) tidak dapat
bereaksi dengan ion H+ yang berasal dari larutan asam kuat
tersebut. Sehingga persamaan reaksinya menjadi:
Cl- (aq) + H+ (aq) → tidak ada reaksi
Reaksi di
atas menjelaskan bahwa selama ion Cl- tidak bereaksi dengan ion H+, maka
konsentrasi ion Cl- dalam sistem kesetimbangan itu tidak
berubah dan tidak terjadi pergeseran kesetimbangan. Dengan demikian, penambahan
larutan asam kuat ke dalam larutan garam sukar larut yang anionnya berasal dari
asam kuat seperti AgCl tidak akan mempengaruhi kelarutan dari senyawa
tersebut.
Sedangkan
pengaruh pH terhadap kelarutan basa yang sukar larut misalnya pada padatan
Mg(OH)2. Padatan ini jika dilarutkan ke dalam air akan larut dan
terdisosiasi (terurai) menjadi ion Mg2+ dan ion OH-.
Dalam larutan jenuhnya, ion-ion tersebut akan mengalami kesetimbangan
dengan Mg(OH)2 padat.
Persamaan reaksi kesetimbangan yang terjadi dituliskan sebagai berikut.
Mg(OH)2(s) ⇄ Mg2+(aq) +
2OH-(aq)
Persaman di atas jika padatan Mg(OH)2 ditambahkan larutan asam (pH diturunkan), maka
konsentrasi ion OH- akan semakin
kecil. Hal ini akan mendorong terjadinya pergeseran kesetimbangan ke kanan (ke
arah pembentukan ion Mg2+ dan OH). Akibat arah pergeseran
tersebut, menyebabkan kelarutan Mg(OH)2 akan semakin besar jika
dalam larutan asam. Sebaliknya, apabila ke dalam larutan jenuh Mg(OH)2 yang
berada dalam sistem kesetimbangan ini ditambahkan larutan basa (pH dinaikkan),
maka konsentrasi ion OH- akan semakin besar. Untuk mengatasi
hal tersebut, diperlukan pergeseran kesetimbangan ke kiri (ke arah pembentukan
endapan Mg(OH)2). Akibat arah
pergeseran tersebut, menyebabkan kelarutan Mg(OH)2 akan semakin
kecil jika dalam larutan basa.
Materi di
atas berkaitan dengan konsep sebelumnya yaitu pengaruh ion senama.Sesuai dengan
efek ion senama, suatu basa akan lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat
basa daripada dalam larutan netral.
Contoh diketahui tetoan hasil kali kelartan Mg(OH)2
= 2x10 -12 tentukanlah kelarutan Mg(OH)2 dalam:
a.
Akuades (air
murni)
b.
Larutan dengan
pH=12
Jawab:
a.
Dalam air,
Mg(OH)2 akan larut hingga
terjadi larutan jenuh d imana
[Mg2+] [OH]2 = Ksp Mg(OH)2
Missal kelarutan Mg(OH)À =s mol L-1
Mg(OH)2(s) ⇄ Mg2+(aq) +
2OH-(aq)
s s s
[Mg2+] [OH]2 = Ksp Mg(OH)2
(s) 2(s)2 = 2x10
-12
4s3 = 2x10 -12
s
= 7,94 x 10-5 mol L-1
Jadi
,kelarutan Mg(OH)2 dalam
air sebesar 7,94 x 10-5 mol L-1
b. Dalam
larutan dengan pH=12
pH =12
pOH = 2
[OH] = 1x 10-2 mol L-1
Kelarutan
Mg(OH)2 = x mol L-1
Mg(OH)2(s) ⇄ Mg2+(aq) +
2OH-(aq)
x x 2x
konsentrasi
ion OH- dalam larutan (1x 10-2 ) + 2x . substitusi data
ini ke dalam persamaan tetapan kesetimbangan Mg(OH)2 menghasilkan persamaan sebagai berikut:
[Mg2+] [OH-]2 =
Ksp Mg(OH)2
(x)
{(1x 10-2 ) + 2x}2 =2 x 10 -12
Oleh
karena dapat diduga bahwa x<< 1x 10-2 , maka (1x 10-2
). Persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut.
(x)
(1x 10-2 )2 = 2 x 10 -12
x =
2 x 10 -8
jadi,
kelarutan Mg(OH)2
dalam larutan dengan pH =12 adalah 2 x 10 -8 mol L-1.
Kelarutan ini kira-kira 4.000 kali lebih kecil daripada Mg(OH)2
dalam aquades.
Berdasarkan perhitungan diatas, dengan menggunakan
rumus kelarutan yaitu S
= ,dari rumus kelarutan tersebut terlihat bahwa
ada hubungan kelarutan (S) dengan hasil kali kelarutan (Ksp).sehingga pada materi ini membutuhkan pemahaman konsep sebelumnya
tentang kelarutan dan hasil kali kelarutan sehingga siswa dapat memahami materi
tentang pengaruh pH terhadap kelarutan
dan siswa dapat memahami rumus untuk menghitung kelarutan suatu zat.
D. REAKSI PENGENDAPAN
Reaksi
pengendapan adalah reaksi yang dapat menghasilkan endapan.Pada reaksi pengendapan , zat yang terbentuk
biasanya lebih dari satu dimana salah
satu produkya adalah berwujud padat yang disebut dengan endapan (precipitate.)suatu reaksi dikatakan
sebagai reaksi pengendapan apabila reaksi tersebut menghasilkan endapan dan
terjadinya perubahan warna. Endapan yaitu zat padat yang tidak larut dalam
cairan tersebut. Senyawa-senyawa yang sering digunakan dalam reaksi pengendapan
yaitu senyawa-senyawa ionik. Senyawa ionic
merupakan senyawa yang apabila dicampurkan dengan senyawa lain akan terbentuk
endapan dan larutan.
Contoh:ketika
larutan timbal nitrat [Pb(NO3)2]
yang ditambahkan dengan larutan natrium iodida (NaI) maka akan terbentuk
endapan timbal iodida (PbI) yang berwarna kuning dan natrium nitrat(NaNO3) dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:
Pb(NO3)2(aq) + 2
NaI(aq)
PbI(s) +2 NaNO3(aq)
Keterangan
:PbI mengendap dan endapan berwarn kuning
NaNO3 berwujud larutan
Contoh
lain Misalnya ion kalsium (Ca2+) dapat dikeluarkan dengan
menambahkan larutan Na2CO3. Dalam hal ini, ion Ca2+ akan bergabung
dengan ion karbonat (CO32-) membentuk CaCO3, suatu garam
yang sukar larut, sehingga mengendap.persamaan reaksi dapt ditulus sebagai
berikut:
Ca2+ (aq) + CO3 2- (aq) CaCO3(s)
Contoh
lain yaitu mengedapkan ion Cl- dari air laut dengan menambahkan larutan perak
nitrat (AgNO3). Ion Cl- akan bergabung dengan ion Ag+, membentuk AgCl yang
sukar larut. Dengan persamaan reaksi sebagai berikut:
Cl-(aq)
+Ag +(aq)
AgCl(s)
Contoh:ketika
larutan timbal nitrat [Pb(NO3)2]
yang ditambahkan dengan larutan natrium iodida (NaI) maka akan terbentuk
endapan timbal iodida (PbI) yang berwarna kuning dan natrium nitrat(NaNO3) dengan
persamaan reaksi sebagai berikut:
Pb(NO3)2(aq) + 2
NaI(aq)
PbI(s) +2 NaNO3(aq)
Keterangan
:PbI mengendap dan endapan berwarn kuning
NaNO3 berwujud larutan
Analisis
materi:
Berdasarkan hasil
analisis, dapat disimpulkan bahwa materi tentang reaksi pengendapan merupakan
konsep karena memiliki definisi, ciri
dan contoh. Dalam materi tersebut
siswa
harus memahami konsep sebelumnya. Karena materi
sebelumnya yaitu tentang kelarutan mempunyai keterkaitan dengan reaksi
pengendapan hal ini dapat dilihat dengan mereaksikan suatu senyawa dengan
senyawa yang lain yang mana terbentuk tidaknya
endapan tergantung pada kelarutan suatu zat. artinya kelarutan suatu zat sangat
mempengaruhi terbentukya reaksi pengendapan dan warna dari endapan yang
tebentuk tergantung pada komposisi unsur-unsur pembentukannya.
Berdasarkan analisis
persamaan reaksi pengendapan pada larutan AgCl yang membentuk ion Cl-
dengan ion Ag+ . larutan AgCl dapat larut dalam air, meskipun dalam
jumlah sedikit. Artinya, ion Ag+ dan Cl- dapat berada bersanma-sama dalam larutan
hingga larutan jenuh, yaitu sampai hasil kali kelarutan [Ag+][Cl-
] sama dengan nilai Ksp AgCl. Apabila penambahan ion Ag+ dilanjutkan hingga hasil kali [Ag+][Cl-
] > Ksp AgCl, maka kelebihan ion Ag+ dan ion Cl- akan bergabung
membentuk endapan AgCl.
Jadi berdasarkan konsep
tersebut dapat disimpulkan bahwa jika tetapan kesetimbangannya kurang dari
hasil kali kelarutan ,maka larutan tersebut jenuh .jika tetapan kesetimbangannya sama dengan
hasil kali kelarutan maka larutan tersebut tepat jenuh.sedangkan ketetapan
kesetimbangannya lebih dari hasil kali kelarutan maka terjadi pengendapan.
Contoh periksalah
dengan suatu perhitungan, apakah terbentuk endapan Ca(OH)2 jika 10 mL
larutan CaCl2 0,2 M dicampur dengan 10 mL larutan NaOH 0,02
M. (Ksp Ca(OH)2 = 8x 10-6
)
Jawab
Ketika 10 mL CaCl2 0,2 M dicampurkan
dengan 10 mL larutan NaOH 0,2 M, masing-masing zat itu mengalami
pengenceran dua kali, sehingga konsentrasi CaCl2 dalam campuran
menjadi 0,1 M dan konsentrasi NaOH menjadi 0,01 M. Oleh karena CaCl2 dan NaOH tergolong elektrolit kuat, keduanya
mengion sempurna.
CaCl2(aq) Ca2+(aq) + 2 Cl-
0,1 M 0,1 M 0,2 M
NaOH(aq) Na+ (aq) + OH-(aq)
0,01M 0,01 M 0,01 M
Jadi, konsentrasi ion Ca2+
dalam campuran =0,1 M dan konsentrasi ion OH- = 0,01 M
Qc
untuk Ca(OH)2 = [Ca2+][OH-]2
= 0,1 (0,01)2
= 1x 10-5
Karena
Qc > Ksp. Maka pada pencampuran itu terbentuk endapan Ca(OH)2.
Berdasarkkan
perhitungan di atas, untuk
menentukan adanya endapan yang terbentuk yaitu Ca(OH)2
jika di campurkan larutan CaCl2 dan NaOH,
maka dapat dilakukan dengan cara membuat reaksi pengion dari kedua larutan.
Kemudian dari masing-masing zat mengalami pengenceran dua kali sehingga
konsentrasi CaCl2 menjadi 0,2M dan NaOH menjadi 0,01 M. Selanjutnya
masing-masing konsentrasi dikalikan dengan koefisien pada reaksi. Setelah itu
di tentukan nilai Qc dan dihubungkan dengan
Ksp sehingga dari campuran tersebut terdapat endapan Ca(OH)2
Sumber :
Purba,Michael.(2007).”KIMIA
untuk SMA Kelas XI”.Erlangga.Jakarta
Nurchasanah, Indah Sunaryati
dan Agustin Yuanis P.(2007).” KIMIA untuk SMA Kelas XI”.Aneka Ilmu.Semarang.
ANALISIS
MODEL PEMBELAJARAN
Berdasarkan
analisis materi diatas dapat disimpulkan bahwa materi tersebut mengandung
berbagai macam konsep yang saling berkaitan satu sama lain dengan materi
sebelumnya baik itu materi kesetimbangan, derajat keasaman (pH) dan materi
sifat-sifat suatu unsur dalam suatu sistem periodik. Maka dari itu model
pembelajaran yang cocok digunakan untuk materi kelarutan dan hasil kali
kelarutan yaitu model pembelajaran Discovery. Model pembelajaran discovery
(penemuan) adalah model
mengajar yang mengatur pengajaran sedemikian rupa sehingga anak memperoleh
pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan,
sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri. Dalam pembelajaran discovery
(penemuan) kegiatan atau pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa sehingga
siswa dapat menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip melalui proses
mentalnya sendiri. Dalam menemukan konsep, siswa melakukan pengamatan,
menggolongkan, membuat dugaan, menjelaskan, menarik kesimpulan dan sebagainya
untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip.
Discovery ialah
proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip.
Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan
dan sebagainya. Dengan teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri atau
mengalami proses mental sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan intruksi.
Dengan demikian pembelajaran discovery ialah suatu pembelajaran yang
melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan
berdiskusi, membaca sendiri dan mencoba sendiri, agar anak dapat belajar
sendiri.
Metode pembelajaran discovery merupakan
suatu metode pengajaran yang menitikberatkan pada aktifitas siswa dalam
belajar. Dalam proses pembelajaran dengan metode ini, guru hanya bertindak
sebagai pembimbing dan fasilitator yang mengarahkan siswa untuk menemukan
konsep, dalil, prosedur, algoritma dan semacamnya.
Tiga ciri utama belajar menemukan
yaitu: (1) mengeksplorasi dan memecahkan masalah untuk menciptakan,
menggabungkan dan menggeneralisasi pengetahuan; (2) berpusat pada siswa; (3)
kegiatan untuk menggabungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada.
Blake et al. membahas tentang
filsafat penemuan yang dipublikasikan oleh Whewell. Whewell mengajukan model
penemuan dengan tiga tahap, yaitu: (1) mengklarifikasi; (2) menarik kesimpulan
secara induksi; (3) pembuktian kebenaran (verifikasi).
Langkah-langkah pembelajaran discovery adalah
sebagai berikut:
- Identifikasi kebutuhan siswa;
- Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi pengetahuan;
- Seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
- Membantu dan memperjelas tugas/ problema yang dihadapi siswa serta peranan masing-masing siswa;
- Mempersiapkan kelas dan alat-alat yang diperlukan;
- Mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan;
- Memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan;
- Membantu siswa dengan informasi/ data jika diperlukan oleh siswa;
- Memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi masalah;
- Merangsang terjadinya interaksi antara siswa dengan siswa;
- Membantu siswa merumuskan prinsip dan generalisasi hasil penemuannya.
Komentar
Posting Komentar